Sekarang ini adalah hari-hari terakhirku ngekos di Dian Ratna, kosan yang penuh kenangan . Ada kebersamaan, kegembiraan, kegalauan, kesuraman, dan kegokilan. Masih aku ingat rutinitas sewaktu awal-awal ngekos di sini adalah maen kartu remi sampe tengah malam dengan hukuman coretan bedak yang dicampur air bagi yang kalah .
Kegokilan
Bedaknya dari siapa? Karena kos ini kos campur (ada cowo, cewe dan maho , mahonya bercanda), maka sudah jelas bedaknya dapat minta dari temen kos cewe. Yang jelas bukan saya yang minta, terus terang saya gak akrab dengan penghuni cewe .
Selain main remi, awal-awal kami juga rajin sholat maghrib berjamaah dan ngaji yasin tiap malam Jumat di Masjid terdekat . Kebiasaan tersebut masih kami lakukan meskipun intensitasnya menurun drastis . Yang paling saya ingat juga adalah ketika kami satu kos sama-sama kena diare , kami memang sering makan makanan dengan menu yang sama.
Ketika ada salah satu dari kami yang akan membeli makan, kebiasaannya adalah anak-anak yang lain akan minta titip untuk dibelikan dan setelah makanan sampai kami berkumpul di satu kamar dan makan bersama-sama. Waktu itu lagi ngetrend-ngetrendnya yang namanya penyet, gila satu kos demennya pada nitip (saya termasuk). Untungnya kami bergantian dengan senang hati membelikan makan dengan berbagai kondisi cuaca .
Setiap ada penemuan warung makan murah dengan rasa yang enak dan porsi jumbo pasti informasi ini akan langsung menyebar dengan dahsyatnya ke antero jagat Dian Ratna, begitupun dengan tempat laundry yang sudah menjadi langganan anak-anak Dian Ratna. Bahkan sampai pemiliknya hafal betul dengan nama kami masing-masing karena sudah langganan .
Kabinet Dian Ratna Bertaqwa
Jumlah kamar di Dian Ratna ada sekitar 60an kamar, dan bisa di golongkan menjadi 3 kelompok yaitu Dian Ratna Depan (penghuninya cewe), Dian Ratna Tengah (penghuninya cowo termasuk saya), dan Dian Ratna Belakang. Kami sempat iseng-iseng membuat kabinet “Dian Ratna Bertaqwa” di bawah kepemimpinan Didi dan Rama, keduanya adalah anak Hukum. Ada pembagian jabatan, kebetulan saya jadi Menkokesra. Semoga bisa jadi Menkokesra betulan, Aamiin..
Kebersamaan yang kami lakukan bukan hanya itu saja, kami sering bertukar kamar atau tidur bukan di kamar milik sendiri melainkan di kamar sebelah. Malah ada teman kos yang tidurnya pindah-pindah sambil bawa bantal dan berjejer kaya ikan pepes. Satu lagi yang lucu, kebiasaan temen kos kalau tidur pintunya tidak ditutup .
Lucunya waktu awal-awal, saya pernah terbangun tengah malam karena mendengar suara aneh . Ternyata suara itu berasal dari ringtone handphone yang menggunakan suara mba kunti dan perempuan menangis. Tengah malam anak-anak iseng menakut-nakuti Dian Ratna Depan (penghuni cewe) dengan suara tersebut. Parahnya sampai ada penghuni cewe yang teriak histeris dan menangis waktu itu.
Kegiatan Tengah Malam
Pernah suatu ketika kami nyuci motor bersama-sama pada waktu tengah malam. Berasa Dian Ratna jadi tempat cuci motor mendadak. Kalau perkuliahan sedang banyak libur kami akan futsal bareng, baik itu di lapangan FIS maupun di tempat futsal . Selain itu, kami juga suka bertanding PES. Game bola yang merupakan game favoritnya mahasiswa. Siang sampai malam terdengar suara teriakan-teriakan dari teman kos yang sedang bermain PES.
Anak DRB (Dian Ratna Belakang) juga tidak kalah gokil, mereka pernah karaokean pake speaker gede tengah malam. Lagunya lagu dangdut, semoga mereka yang terbaring di tanah tidak terganggu dengan ulah kami. Secara geografis Dian Ratna berada di sebelah kuburan dan memiliki iklim mistis , meskipun tidak terlalu terasa bagi orang awam. Anak DRB juga membentuk team futsal dengan nama DRB FC yang pernah meminjamkan pemainnya untuk romel P. AKT. C saat mengikuti Piala Dekan dan berhasil menembus semi final .
Kejadian yang paling koplak di awal tahun lalu kami pernah menyantap si bohay tengahmalam(baca : entok nyasar) bersama-sama. Ceritanya ada di sini. Kemudian pintu kamar yang kuncinya menggunakan gembok pun pernah menjadi objek keisengan kami. Suatu pagi hampir semua pintu di kunci dengan mengikatkan sedotan di lubang untuk gembok. Saya baru bisa keluar jam 6 pagi setelah 30 menit menghubungi teman-teman kos yang lain dan ternyata mereka juga terkunci. Bahkan gagang pintu penunggu kos (mas supri dan mas lono) juga diikat dengan kabel kawat, entah siapa yang lagi kumat waktu itu .
Dian Ratna bagaikan kosan yang tidak pernah tidur, dari malam hingga pagi terdengar samar-samar suara lagu atau sholawat entah dari kamar yang mana. Meskipun terkadang lagunya hanya satu dan berulang dari malam sampai pagi .
Tempat Persinggahan
Lokasi kos saya yang sangat dekat dengan kampus membuat kamarku sering jadi tempat persinggahan saya dan teman-teman ketika akan menunggu rentan waktu pada jam kuliah berikutnya. 19 dari 20 orang teman serombel cowo pernah singgah di sini dan ada beberapa yang pernah menginap. Tentunya tidak sekaligus, tidak mungkin kamar sekecil ini dimasuki banyak orang pagi .
Kini semuanya akan menjadi kenangan seiring dengan berjalannya waktu. Sebagian besar anak Dian Ratna Tengah memutuskan untuk pindah kos semester depan, begitu pula dengan saya. Semoga dengan hijrahnya kami dari Dian Ratna silaturahim diantara kami tidak terputus . Dan nasib buruk ku disemester satu yang membuat galau tingkat nasional tidak terulang di tempat kos yang baru .
Berhubung kami bukan orang narsis, berikut saya tampilkan beberapa foto di sudut-sudut kosan Dian Ratna .
1. Maho room
Spoiler for Maho room:
2. Kamar mayat
Spoiler for Kamar mayat:
3. Arga caem
Spoiler for Arga caem:
4. Kamar Hanif
Spoiler for Kamar Hanip:
5. Cowo versus cewe
Cowo versus cewe:
6. Widi Viera
Spoiler for Widi Viera:
7. Plat AD dilarang parkir
Plat AD dilarang parkir:
Tadi pagi terlihat Mas Lono dan Mas Supri melakukan pengecatan tembok kosan. Jadi bersih lagi deh ini kosan dari coretan tangan-tangan jahil . Proses pindahan ke kosan yang baru sudah mulai dilakukan . Tapi saya masih akan tidur di kos ini sampai pulang ke Tegal hari Jumat mendatang .
Baca Selengkapnya...