Corak seni rupa murni di Mancanegara diawali dari lukisan dan karya-karya patung orang-orang premitif yang menggambarka tentang binatang dan manusia dalam bentuk sederhana. Berikutnya berkembang karya-karya yang bertemakan unsur keagamaan dan bercorak relegius. Pada zaman Renaissance para seniman mulai melukis wajah dan seluruh tubuh tanpa ada sesuatu makna agama.
(1) Corak seni rupa IndiaCorak seni rupa India merupakan pengaruh agama Hindu dan Budha yang menghasilkan patung-patung Budha, relief riwayat hidup sang Budha, relief pada bangunan kuil tentang ceritera Mahabharata dan Ramayana.
(2) Corak seni rupa Cina
Seni rupa tradisi Cina diawali dengan lukisan huruf dari tinta bak dan cat air transparan. Ciri-ciri lukisan lembut, halus, tipis, obyeknya umumnya pemandangan alam dan tokoh manusia dalam legenda.
(3) Corak seni rupa Mesir Kuno
Seni rupa murni Mesir Kuno menghasilkan karya-karya berupa patung, relief dan lukisa. Patung yang dibuat pada zaman Mesir Kuno selalu dihubungkan dengan pembangunan tempat-tempat sacral. Biasanya patung Mesir merupakan tradisi pengulangan (stereotype) bentuk patung yang pernah dibuat.
Patung-patung Mesir mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Sikap: berjalan dengan sikap kaki kiri di depan, tangan menggenggam. Kalau duduk dengan sikap berlutut dan jongkok.
2) Model: raja-raja dan dewa-dewa, sedangkan rakyat jelata bentuknya dibedakan dengan jelas.
Seni relief Mesir mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tema menceriterakan tentang raja-raja, dewa-dewa, dan kehidupan rakyat jelata.
2) Jenis relief Mesir berupa relief dalam dan relief rendah.
3) Sikap relief manusia menampakkan ciri-ciri seperti: mata tampak depan, muka kaku tampak samping (profile), badan tampak depan (en-face), kaki tampak samping dengan kaki kiri melangkah ke depan.
Seni lukis Mesir banyak ditemukan pada berkas-berkas papyrus, dinding-dinding kuburan, dan peti mati. Pada dasarnya seni lukis Mesir mempunyai motif-motif yang sama dengan seni relief, yaitu bentuk lukisan tidak memperhatikan perspektif antara yang jauh dengan yang dekat, maupun gelap terang. Warna-warnanya sederhana, seperti untuk warnai kulit laki-laki dipakai warna coklat kemerah-merahan, sedangkan untuk warna kulit wanita digunakan warna kuning. Warna pakaian digunakanwarna putih, warna perhiasan digunakan warna merah, biru, dan hijau.
(4) Corak seni rupa Yunani Kuno
Perkembangan seni rupa murni Yunani Kuno dimulai pada zaman Kreta berupa seni relief, seni lukis dan seni patung. Seni lukis zaman Kreta cenderung menggunakan teknik fresco yaitu pewarnaan lukisan pada dinding bangunan dalam keadaan basah. Sedangkan relief yang dikerjakan pada dinding bangunan dengan teknik pahatan (stucco). Seni lukis ditemukan di Knostos yang bercorak dekoratif. Diperkirakan pada zaman Kreta bangsa Yunani telah mahir membuat patung, hasil peninggalannya tidak ditemukan.
Seni patung: patung pada zaman Yunani Tengah memiliki dua corak yang berbeda. Corak tersebut adalah corak Ionia dan corak Doria.
Seni patung corak Ionia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mewujudkan bentuk perempuan sebagai lambang Dewi.
b. Sikap duduk dan berdiri mengesankan gerakan.
c. Wajah tersenyum ramah.
d. bentuk lebih harmonis.
Seni patung corak Doria, ciri-cirinya sebagai berikut:
a. Mewujudkan bentuk laki-laki sebagai lambang Dewa.
b. Mengesankan sikap orang berjalan dengan kaki kiri melangkah ke depan.
c. Proporsi tidak realistis.
d. Wajah bulat dengan senyum angkuh dan bibir sedikit terbuka
Pada zaman gemilang, seni patung Yunani benar-benar mengalami puncaknya. Hal ini karena patung yang dibuat mempertimbangkan proporsi yang mendekati sempurna. Kemajuan seni patung Yunani dipelopori oleh 3 seniman yang hidup pada masa itu. Mereka itu adalah Phiedias, Myron, dan Polycletos. Ketiga pematung tersebut mampu menggabungkan langgam Doria yang tegar dengan langgam Ioania yang harmonis. Percampuran langgam tersebut, diberi sebutan Attis. Nama tersebut diambil dari nama tempat mereka berkarya yaitu Attica-Athena.
Keberadaan seni lukis Yunani hanya dapat diketahui dari literature-literatur Yunani Kuno. Hal ini disebabkan karya-karya lukisan Yunani musnah dan tidak ada peninggalannya sama sekali. Dari literature-literatur diketahui bahwa para seniman lukis Yunani pada zaman itu belum menguasai perspektif dan gelap terang (cahaya). Lukisannya bersifat dekoratif. Hal ini berawal dari lukisan jembangan pada zaman Kreta. Lukisan pada jembangan banyak menampilkan motif-motif kelautan, seperti rumput laut, ubur-ubur, ikan, karang, gelombang, dsb. Perkembangan berikutnya pada abad 10 SM muncul motif-motif geometris pada seni hias jembangan. Motif-motif lainnya berupa motif binatang, manusia yang ditampakkan dengan warna hitam pada jembangan tanah liat yang berwarna merah. Terdapat juga motif-motif kisah-kisah mitologi dan kepahlawanan.
Pelukis Yunani yang terkenal yang tercatat dalam literature Yunani Kuno adalah Polygnatos dan Apelles.
(5) Corak eni rupa Romawi
Pada karya seni patung Romawi kebanyakan merupakan penjiplakan dari seni patung Yunani. Namun oleh seniman Romawi bahannya diganti dari perunggu beralih ke bahan batu pualam. Seni patung Romawi dalam pembuatan patung-patung potret, namun unsur realisnya masih mengadopsi gaya Yunani.
Dalam Seni Relief Romawi banyak menampilkan ceritera peperangan bertema sejarah. Bentuknya tidaklah sebaik relief dari bangsa Yunani, terutama dalam perspektifnya.
Selasa, 25 Januari 2011
Corak Seni Rupa Mancanegara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar